Gerbang Depan Taman Budaya Raden Saleh |
"Kurasa, buat sebagian orang, seni
menjadi bagian penting yang sulit dipisahkan dari diri mereka..." - Winna
Effendi, Refrain
Kesenian
merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam masyarakat. Kesenian adalah
wujud dari nilai estetika yang dihasilkan oleh seniman dengan tujuan
mendapatkan penilaian dari masyarakat. Setiap kota memiliki kesenian yang
memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kota-kota lainnya.
Taman
Budaya Raden Saleh atau biasa disebut dengan TBRS merupakan salah satu pusat
kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh kota Semarang. Sebuah tempat
yang juga berfungsi sebagai taman wisata yang terletak di Jalan Sriwijaya No.
29 Semarang dengan luas lahan ± 89.926 m2 .
Untuk
sampai ke taman budaya ini dapat menggunakan segala jenis kendaraan, karena
letaknya yang strategis. Dari Simpang Lima Semarang, TBRS bisa ditempuh dengan
jarak sekitar 2 kilometer. Taman budaya ini buka setiap hari pada pukul 06.00 -
21.00 WIB.
Pada
awalnya TBRS merupakan Taman Hiburan Rakyat, yaitu taman yang difungsikan
sebagai Kebun Binatang Tegalwareng,
setelah kebun binatag dipindahkan ke daerah Mangkang, taman ini beralih menjadi
pusat kesenian dan kebudayaan Taman Budaya Raden Saleh, serta sebagian dari
lahannya berubah menjadi Taman Rekreasi Keluarga Wonderia.
Makanya tidak heran apabila sebagian besar lahan TBRS masih memiliki kontur
tanah dan pepohonan tua yang rindang dan asri.
Menurut,
Kristanto, Kepala Unit Pelaksnan Teknis Dinas di TBRS, taman wisata ini
didirikan dengan tujuan untuk memberikan wadah bagi seniman dan budayawan untuk
dapat berapresiasi seni, serta untuk memberikan alternatif wisata bagi
masyarakat.
Memasuki
taman budaya tersebut, kita akan disambut oleh patung Raden Saleh Sjarif
Boestaman yang nampak gagah menggenggam erat kerisnya. Nama Raden Saleh
dipilih untuk diabadikan sebagai nama taman budaya ini karena beliau merupakan
seorang seniman lukis maestro kenamaan dunia yang berasal dari Semarang.
Selain itu, kita juga akan disuguhi oleh coretan-coretan tembok berupa mural art dan graffiti yang semakin memperkental aura seni di taman budaya ini. menurut Kristanto, coretan-coretan tersebut dibuat oleh para anggota Kreatifitas Seni Rupa di Semarang ketika mengadakan acara di TBRS.
Mural Art dan Grafitti |
Coretan tersebut memuat beberapa pesan yang ingin disampaikan, seperti indahnya perdamaian, ajakan untuk melestarikan tradisi Indonesia, hingga pesan-pesan agar masyarakat mau mencintai keberagaman yang ada di Semarang.
Di
seberang pintu gerbang, terdapat Gedung Pertunjukkan Ki Narto Sabdo yang
biasa dipakai untuk gedung pertemuan dan pementasan seni. Pementasan biasa
digelar setiap malam Minggu. Pementasan tersebut berupa wayang orang yang
biasanya dipentaskan oleh grup kesenian Ngesti Pandhowo. Selain itu,
dihari-hari tertentu, biasanya setiap malam Jumat Kliwon, juga diadakan
pementasan wayang kulit pembacaan puisi, atau pementasan teater
yang biasa dibawakan oleh Teater Lingkar.
Gedung Pertunjukkan Ki Narto Sabdo |
Di
depan pintu masuk gedung pertunjukkan tersebut terdapat patung Ki Narto Sabdo,
seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah,
Indonesia. Di bawah patung tersebut terdapat prasasti bertuliskan: lewat
tembang hidupku untukmu negeriku. Patung dan prasasti tersebut diresmikan pada
tanggal 28 Juli 1998 oleh Soetrisno Suharto, Wali Kota Semarang pada masa
itu.
Prasasti dan Patung Ki Narto Sabdo |
Selain itu, dalam prasasti juga terdapat not angka dan lirik lagu dari Gambang Suling, lagu daerah Jawa Tengah yang merupakan salah satu lagu ciptaan Ki Narto Sabdo. Berikut lirik lagu tersebut :
SWARA
SULING NGUMANDHANG SWARANE
THULAT
THULIT KEPENAK UNINE
UNINE
MUNG
NGRENYUHAKE BARENG LAN KENTRUNGE
KETIPUNG
SULING SIGRAK KENDANGANE
Di sebelah gedung Ki Narto Sabdo berjajar kios seni yang menjual berbagai hasil kesenian seniman Semarang. Berbagai lukisan juga dipajang dan dijual di kios tersebut, disertai dengan pelayanan jasa lukis di tempat.
Pertunjukan teater juga sering digelar di Gedung Serba Guna (GSG) yang biasanya juga disewakan untuk tempat berlangsungnya acara indoor, pertemuan atau resepsi. Selain itu juga terdapat pertunjukan musik dan tari yang biasanya diadakan di area Teater Terbuka yang terletak di belakang Kantor Sekretariat Dewan Kesenian Semarang.
Joglo di Taman Budaya Raden Saleh |
Di bagian lainnya terdapat tiga buah joglo yang biasa digunakan oleh anak muda untuk berlatih teater, membaca puisi dan menari pada siang hingga sore hari. Di seberangnya berdiri Gedung Pengelola Taman Budaya Raden Saleh yang buka pada hari kerja, setiap pukul 08.00-15.00 WIB.
Daya
tarik TBRS tidak hanya sekedar itu, tidak hanya seniman, pelajar atau mahasiswa
saja yang berkunjung, para karyawan dan masyarakat umum juga banyak yang
datang, menghabiskan waktu untuk sekadar duduk-duduk di bawah kerindangan
pepohonan yang memang jarang dijumpai di kota Semarang, atau bahkan mencoba
berbagai macam kuliner di pujasera TBRS.
No comments:
Post a Comment